Anak pertama, bebanmu memang tak ringan. tulang dan bahumu pun harus sekuat baja. tapi percayalah, itu yang membuatku menjadi lebih kuat dan lebih dewasa



ANAK PERTAMA,
BEBANMU MEMANG TAK RINGAN,
TULANG dan BAHUNMU pun HARUS SEKUAT BAJA. tapi PERCAYALAH ITU YANG MEMBUATMU MENJADI LEBIH KUAT dan LEBIH DEWASA !





Tidak mudah memang menyandang gelar sebagai anak pertama, sedari kecil mungkin kamu telah dituntut oleh orangtuamu menjadi lebih cepat dewasa dari saudara saudaramu yang lain. ada kesepakatan otomatis  bahwa kamulah yang kemudian menerima tongkat estafet tanggung jawab orangtuamu untuk menjaga dan melindungi keluarga.
rasa percaya diripun mungkin telah tertanam sejak saat kamu menyandang gelar anak pertama.

Terbersit dalam hati, ingin sekali rasanya tak menjadi yang tertua dalam keluarga.
Kadang kadang, muncul keinginan untuk sejenak bermalas malasan lalu bermanja manja kepada saudaranya yang lebih tua. tapi apalah daya, kodrat kita  tetaplah menjadi yang tertua dengan segudang tanggung jawab di bahu.
lalu kemudian berfikir keras bagaimana cara menjadi yang terbaik untuk bisa ditauladani. so, nikmati dan resapi apa yg kini menjadi tanggung jawabmu.




Hal yang pasti ada dalam diri anak pertama adalah terbiasa memimpin diri sendiri.





Sejak kecil, kamu telah diarahkan menjadi sosok yg lebih mandiri, mengurus keperluan diri sendiri saat orangtua sibuk mengurusi keperluan adik adikmu. saat seperti itulaah saat dimana kamu melatih kepemimpinan atas dirimu sendiri bahkan mungkin pemimpin bagi orang lain.
Ketika ditanya siapa yg paling bertanggung jawab atas adik adikmu, jawabannya adalah sosok anak tertua dalam keluaraga yaitu anak pertama.

mentalmu kian terbentuk menjadi seorang pemimpin karna terbiasa mengurus segala sesuatu sendiri tanpa merepotkan oranglain. kamu juga bisa lebih mengerti kemana harus melangkah menjalani hidup dengan bekal rasa percaya diri mengurus segala sesuatu sendiri.




Anak pertama selalu berbagi dan berjiwa sosial tinggi.




Seringkali anak pertama lebih dewasa cara berfikirnya dibanding anak yg lain, bagaimana tidak ? ketika anak tunggal berkeinginan membeli suatu barang, tanpa fikir panjang, mereka langsung membelinya karna tak mempunyai saudara. tetapi tidakk dengan anak pertama. anak pertama seringkali berfikir berkali kali lipat jika akan membeli sesuatu. dalam benaknya " apa saudaraku yang lain membutuhkannya? ".
Anak pertama seringkali mengalah untuk berbagai hal dalam kehidupan bersaudara.
dalam hal ini anak pertama diajarkan cara bersabar,berbagi serta berjiwa sosialitas yang tinggi.


Anak pertama sebagai pendengar luar biasa setiap keluh kesah orang tua ataupun adik adiknya.




Karna keharusannya menjadi yang tertua, anak pertama biasanya lebih bijak dalam menyikapi masalah, anak pertama juga sosok penyayang, mereka ber Empati sangat tinggi. sosok tegarnya tak perlu diragukan lagi. ketika anak bungsu berbagi cerita sedih kepada kakaknya, anak pertama justru mencoba menepisnya agar terlihat kuat oleh adik adiknya, karna mereka sadar mereka hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.
menjadi pendengar yang baik adalah cara anak pertama melakukan sesuatu untuk sekedar menghibur hati adik adiknya yang tengah gelisah.


Anak pertama paham jatuh bangun perekonomian keluarga.




Ketika anak pertama itu ada dalam sosok  perempuan,  seringkali kesan tegar dan mandirinya terbungkus dalam balutan feminim khas perempuan.
Bagaimana tidak ? mereka bersikap layaknya perempuan biasa yg butuh sosok penyayang, penguat kala lemah, penenang kala runyam, dan berharap bergandeng tangan ketika mendapat kesulitan. tapi, mereka bisa melakukan itu semua dgn cara mereka sendiri karna telah tebiasa dibebani tanggung jawab serta kemandirian sejak mereka kecil.

Anak ertama selalu lah menjadi subjek untuk menumpahkan segalanya dalam keluarga, saksi jatuh bangun perjuangan orang tua, bahkan jatuh bangun perekonomian keluarga.
karna anak pertama dirasa cukup dewasa untuk memahami segala hal dalam keluarga. hingga kamu pun terbiasa meluangkan waktu, fikiran, tenaga untuk turut andil dalam kehidupan keluarga kedepannya.

sikap seperti inilah yg melatihmu lebih peka terhadap situasi dan keadaan sebagai pelajaran untuk kehidupanmu dimasa depan.


Anak pertama sadar akan harapan orang tua yang ada dibahunya.






Harapan dan cita cita orang tua telah tertanam sejak dari kamu lahir, hingga kamu dituntut secara otomatis menjadi sosok mandiri, tegar, dan berjiea besar.
Anak pertama, bebanmu memang tak ringan. tulang dan bahumu pun harus sekuat baja. tapi percayalah, itu yang menjadikanmu lebih kuat dan lebih dewasa !

Anak pertama selalu rela berbagi apapun yang ia punya, mereka selalu bersahabat mengandeng apapun yg terjadi pada semua adiknya, rela berkorban untuk semua hal karna mereka tau, menjadi yang terbaik adalah ketika melihat adik adiknya tumbuh besar, kuat dan menjadi kebanggaan.

Ketika mulai lelah dgn tangging jawab, anak pertama selalu menengok kebelakang mengingat bagaimana cara dulu ia berjuang untuk menjadi yang terbaik. hingga tak punya waktu lagi berkeluh kesah atas apa yg telah ditakdirkan untuk hidupnya.

Wahai kalian sesama anak pertama, bersyukurlah atas tanggung jawab di bahumu. karna Tuhan tau, kalian diciptakan lebih kuat dari saudara saudara kalian yang lain karna bebanmu memang tak ringan.
Berbahagialah menjadi anak pertama dengan segudang Amanah dibahumu. tanpa kalian sadari, statusmu menjadi anak pertama telah melatihmu menjadi pribadi yg lebih kuat, mandiri, bertanggung jawab serta lebih dewasa untuk kehidupanmu dimasa depan.

+Yoshita Waluyo 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 Amalan sebelum tidur yang diajarkan Rasulullah saw

Fo Guang Shan ( 佛光山 ) - ( Budha Memorial Centre )